BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kulit merupakan organ
terbesar sistem metabolik aktif yang berfungsi untuk melindungi
tubuh dari cedera dan infeksi, membantu mengontrol suhu dan immunoregulation,
dan bertindak sebagai reservoir penyimpanan nutrisi tertentu .
Kesehatan kulit dipengaruhi oleh usia :
Semakin meningkat degenerasi sela penuaana keriput/tidak
elastis. Selain faktor Usia ada juga faktor yang lain
yaitu diet nutrisi, radikal bebas, iklim, sinar matahari dll.
Karena kebutuhan metabolik yang tinggi, kulit memiliki
kebutuhan yang relatif tinggi akan energi, protein, dan
nutrisi penting lainnya.
Ketidakseimbangan gizi dapat terjadi sebagai akibat
dari:
·
Makan yang buruk atau nilai gizi tidak seimbang, atau
·
Gangguan fungsional organà yang mempengaruhi kemampuan untuk mencerna
dan menyerap, nutrisi digunakanà gangguan metabolisme
1.2 Rumusan Masalah
Ø Bagaimana peran gizi pada sistem integumen tahap tumbuh kembang?
1.3
Tujuan
Tujuan umum:
Ø
Mengetahui peran gizi
pada sistem integumen tahap tumbuh kembang
Tujuan khusus:
Ø
Mengetahui Konsep Dasar
Kebutuhan Nutrisi
Ø
Mengetahui Komponen Zat
Gizi
Ø
Mengetahui Standar
Kecukupan Gizi
Ø
Mengetahui Kebutuhan
Energi
Ø
Menegetahui Kebutuhan
Energi Anak Usia sekolah (6-12 tahun)
1.4 Manfaat Penulis
A. Manfaat teoritis
Ø
Bagi penulis, makalah ini dapat dijadikan sebagai sarana untuk mendalami
pemahaman tentang peran gizi pada sistem integumen pada tahap tumbuh kembang
Ø
Bagi pembaca, khususnya mahasiswa keperawatan dapat mengerti
tentang peran
gizi pada sistem integumen pada tahap tumbuh kembang yang sesuai dengan
standart kesehatan demi meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat dan dapat
dijadikan sebagai referensi untuk penelitian yang lebih lanjut.
B. Manfaat praktis
Ø
Mahasiswa keperawatan dapat memberikan asuhan keperawatan
kepada pasien dengan peran gizi pada sistem integumen pada tahap
tumbuh kembang
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Konsep Dasar Kebutuhan Nutrisi
Kebutuhan
nutrisi merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan
pada bayi dan anak, mengingat manfaat nutrisi dalam tubuh dapat membantu proses
pertumbuhan dan perkembangan anak, serta mencegah terjadinya berbagai penyakit
akibat kurang nutrisi dalam tubuh seperti kekurangan energi dan protein,
anemia, defisiensi yodium, defesiensi seng (Zn), defesiensi vitamin A,
defesiensi Thimin, defesiensi Kalium dan lain-lain yang dapat menghambat proses
tumbuh kembang anak. Terpenuhinya kebutuhan nutrisi pada bayi adan anak diharapkan
anak dapat tumbuh dengan cepat sesuai dengan usia tumbuh kembang dan dapat
meningkatkan kualitas hidup, serta mencegah terjadinya morbiditas dan
mortalitas (Aziz Alimul Hidayat.2005).
Selain
itu kebutuhan nutrisi juga dapat membantu dalam aktivitas sehari-hari karena
nutrisi juga sebagai sumber tenaga yang dibutuhkan berbagai organ dalam tubuh, dan
juga sebagai sumber zat pembangun dan pengatur dalam tubuh. Sebagai sumber tenaga
nutrisi dapat diperoleh dari karbohidrat sebanyak 50-55%, lemak sebanyak 30-35%
dan protein sebanyak 15%. Pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak haruslah seimbang
diantara zat gizi lain, mengingat banyak sekali yang kita temukan
berbagaimasalah dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi yang tidak seimbang seperti
tidak suka makan, tidak mau atau tidak mampu untuk makan padahal yang tidak
disukai makanan tersebut mengandung zat gizi yang seimbang, sehingga harapan
dalam pemenuhan gizi harus selaras, serasi dan seimbang tidak terlaksana,
disamping itu pada anak sakit dapat dijumpai masalah masukan nutrisi yang
kurang sedangkan kebutuhan dalam tubuh semakin meningkat sehingga akan
membutuhkan makanan tambahan seperti kalori, vitamin dan mineral (Behrman,
dkk.1996).
Upaya
perbaikan pemenuhan kebutuhan nutrisi dalam rangka membantu proses fisiologis
dalam tubuh untuk proses tumbuh kembang anak dan membantu aktivitas serta
memelihara kesehatan salah satu bagian dari upaya pemulihan kesehatan anak. Dengan
harapan anak akan menjadi puas dan orang tua dapat membantu proses edukatif kemudian
juga dapat membina kebiasaan waktu makan, meningkatkan selera makan, memelihara
kemampuan dan kebiasaan yang baik, memilih jenis makanan, menentukan jumlah dan
mendidik dalam berperilaku makan. Dalam proses pemenuhan tersebut
akandipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya usia, status nutrisi itu sendiri
dan keadaan penyakit yang diderita anak sehingga faktor tersebut harus mendapat
perhatian dalam pengetahuan kebutuhan nutrisi pada bayi dan anak (Solihin
Pudjiadi. 2001).
2.2 Komponen
Zat Gizi
Zat
gizi merupakan unsur yang penting dari nutrisi mengingat zat gizi tersebut dapat
memberikan fungsi tersendiri pada nutrisi, kebutuhan nutrisi tidak akan
berfungsi secara optimal apabila tidak mengandung beberapa zat gizi yang sesuai
dengan kebutuhan tubuh, demikian juga zat gizi yang cukup pada kebutuhan nutrisi
akan memberikan nilai yang optimal. Ada beberpa komponen zat gizi yang
dibutuhkan pada nutrisi bayi dan ank yang jumlahnya sangat berbeda untuk setiap
umur.Secara umum zat gizi dibagi menjadi dua golongan yaitu golongan makro dan
golongan mikro :untuk zat gizi golongan makro terdiri dari kalori dan H2O
(air), untuk kalori berasal dari karbohidrat, protein dan lemak, H2O( air)
sedangkan kelompok zat gizi mikro terdiri dari vitamin dan mineral (Berhman,
dkk. 1996).
1. Karbohidrat
Karbohidrat
merupakan sumber energi utama. Hampir 80% energi dihasilkan dari karbohidrat.
Setiap 1 gram karbohidrat menghasilkan 4 kkal. Karbohidrat yang disimpan dalam
hati dan otot berbentuk glikogen dengan jumlah yang sangat sedikit. Glikogen
adalah sintesis dari glukosa, pemecahan energi selama masa istirahat/puasa. Kelebihan
energi karbohidrat berbentuk asam lemak. Karbohidrat merupakan sumber energi
yang tersedia dengan mudah disetiap makanan, karbohidrat harus tersedia dalam
jumlah yang cukup sebab kekurangankarbohidrat sekitar 15% dari kalori yang ada
maka dapat menyebabkan terjadi kelaparan dana berat badan menurun demikian
sebaliknya apabila jumlah kalori yang tersedia atau berasal dari karbohidrat
dengan jumlah yang tinggi dapat menyebabkan terjadi peningkatan berat badan (obesitas).
Dalam mendapatkan jumlah karbohidrat yang cukup maka dapat diperoleh dari susu,
padi-padian, buah-buahan, sirup, sukrosa, tepung, dan sayu-sayuran (Aziz Alimul
Hidayat.2005). Karbohidrat mempunyai fungsi antara lain adalah sebagai berikut
:
1. Sumber
energi, fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan energi bagi tubuh,satu gram
karbohidrat menghasilkan empatKkal.
2. Pemberi
rasa manis pada makanan, khususnya monosakarida dan disakarida. Fruktosa adalah
gula paling manis. Bila tingkat kemanisan sukrosa diberi nilai 1, maka tingkat
kemanisan fruktosa adalah 1,7; glukosa 0,7;maltosa 0,4; laktosa 0,2.
3. Penghemat
protein, bila karbohidrat makanan tidak mencukupi, maka proteinakan digunakan
untuk memenuhi kebutuhan energi, dengan mengalahkan fungsi utamanya sebagai zat
pembangun. Sebaliknya, bila karbohidrat makanan mencukupi, protein terutama
akan digunakan sebagai zat pembangun.
4. Pengatur
metabolisme lemak. Karbohidrat mencegah terjadinya oksidasi lemak yang tidak
sempurna (Ari Yuniastuti. 2008).
Akibat
kekurangan karbohidrat antara lain adalah sebagai berikut :
1. Kurangnya
tenaga dan tubuh menjadi lemah jika sumber energi yang lain (protein dan lemak)
juga kurang mencukupi kebutuhan energi.
2. Lemahnya
daya pikir karena otak dan sistem saraf pusat membutuhkan glukosa sebagai
sumber energinya.
3. Terhambatnya
metabolisme lemak.
4. Protein
akan digunakan terlebih dahulu untuk menghasilkan energi sehingga tidak
berfungsi lagi sebagai pembangun.
5. Kekurangan
serat menyebabkan sulitnya buang air besar.
Kelebihan
karbohidrat dapat menyebabkan terjadinya kegemukan dan obesitas. Hal ini
terjadi kerena kelebihan karbohidrat akan disimpan sebagai glikogen dalam hati dan
jaringan otot, dan sebagiannya akan diubah menjadi lemak sebagai cadangan
energi (Rahayu Widodo.2009).
2. Lemak
Lemak
merupakan zat gizi yang berperan dalam pengangkut vitamin A, D, E, K yang larut
dalam lemak. Menurut sumbernya lemak berasal dari nabati dan hewani. Lemak
nabati mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuh seperti terdapat pada kacang-kacangan,
kelapa dan lain-lainnya. Sedangkan Lemak hewani banyak mengandung asam lemak
jenuh dengan rantai panjang seperti pada daging sapi, kambing dan lainnya.
Dengan
demikian, lemak dapat digolongkan menjadi :
1.
Lemak dalam tubuh, yaitu lipoprotein (trigliserida, fosfolipid dan kolesterol) yang
bergabung dengan protein dihasilkan dihati dan mukosa usus untuk mengangkut
lemak yang tidak larut. Jenis yang terdapat di dalam tubuh adalahHDL (High
Dencity Lipoprotein), LDL (Low Dencity Lipoprotein), VLDL (Very Low Dencity
Lipoprotein), dan glikolipid (merupakan senyawa lipid yaitu UNIVERSITAS
SUMATERA UTARAgliserol dan asam lemak bergabung dengan karbohidrat, fosfat, dan
atau nitrogen.
2.
Lemak yang terdapat dalam bahan pangan dan dapat digunakan oleh tubuh
manusia
yaitu:
a.
Trigliserida banyak ditemukan pada hewani maupun nabati.
b.
Asam lemak jenuh (Saturated Fathy Acid-SAFA) yaitu lemak yang tidak dapat
mengikat hidrogen lagi, seperti asam palmiat, asam stearat yang banyak
ditemukan pada lemak hewani, keju, mentega, minyak kelapa dan coklat.
c.
Asam lemak tidak jenuh ditemukan pada minyak kacang tanah.
d.
Fosfolipid ditemukan pada pangan nabati maupun hewani.
e.
Kolesterol ditemukan dalam jaringan hewan seperti telur, daging, lemaksusu.
Lemak
mempunyai fungsi yang cukup banyak, lemak yang terdapat dalam bahan pangan
berfungsi sebagai :
1. Sumber
energi, di mana tiap gram lemak menghasilkan 9-9,3 Kkal/g.
2. Menghemat
protein dan thiamin
3. Membuat
rasa kenyang lebih lama
4. Pemberi
cita rasa dan keharuman yang lebih baik
5. Memberi
zat gizi yang lain yang diberikan tubuh.
Sedangkan
fungsi lemak dalam tubuh adalah :
1. Sebagai
pembangun/pembentuk susunan tubuh
2. Pelindung
kehilangan panas tubuh
3. Sebagai
penghasil asam lemak esensial
4. Sebagai
pelarut vitamin A, D, E, K
5. Sebagai
pelumas diantara persendian
6. Sebagai
agen pengemulsi yang akan mempermudah transpor substansi lemak
7. keluar
masuk melalui membran sel
8. Sebagai
prekursor dariprostatglandin yang berperan mengatur tekanan darah,
9. denyut
jantung dan lipolisis (Ari yuniastuti. 2008).
Akibat
kelebihan dan kekurangan lemak menimbulkan gangguan saraf, penglihatan,
pertumbuhan menjadi terhambat, kegagalan reproduksi, gangguan kulit, gangguan
ginjal dan hati, sedangkan kelebihan lemak akan menimbulkan obesitas (Rahayu,
Widodo. 2009)
Komponen
lemak dalam tubuh harus tersedia dalam jumlah yang cukup sebab kekurangan lemak
akan menyebabkan terjadinya perubahan kulit khususnya asam minoleat yang
rendah, berat badan kurang, akan tetapi apabila jumlah lemak yang banyak akan
menyebabkan hiperlipidemia, hiperkolesterol atau dapat menyebabkan penyumbatan
darah dan lain-lain (Solihin Pudjiadi. 2001). Sumber utama lemak adalah minyak
tumbuh-tumbuhan (minyak kelapa, kelapa sawit, kacang tanah, kacang kedelai,
jagung dan sebagainya), mentega, margarin, dan lemak hewan (lemak daging dan
ayam). Sumber lemak lain adalah kacang-kacangan, biji-bijian, krim, susu, keju,
dan kuning telur, serta makanan yang dimasak dengan lemak atau minyak. Sayur
dan buah (kecuali alvukat)sedikit mengandung lemak (Ari Yuniastuti. 2008)
3. Protein
Merupakan
zat gizi dasar yang berguna dalam pembentukan protoplasmasel, selain itu
tersedianya protein dalam jumlah yang cukup penting untuk pertumbuhan dan perbaikan
sel jaringan dan sebagai larutan untuk keseimbangan osmotik. Protein ini terdiri
dari 24 asam amino diantaranya 9 asam amino esensial diantaranya thrionin, valin,
leusin, isoleusin, lisin, triftofan, penilalanin, metionin dan histidin,
selebihnya asam amino non esensial. Jumlah protein dalam tubuh tersebut harus
tersedia dalam jumlah yang cukup apabila jumlahnya berlebih atau tinggi dapat
memperburuk insufisiensi ginjal demikian juga apabila jumlahnya kurang maka
dapat menyebabkan kelemahan, edema, dapat kwhashiokor apabila kekurangan
protein saja tetapi jika kekurangan protein dan kalori menyebabkan marasmus
(Solihin Pudjiadi. 2001).
Sumber
protein bersal dari yaitu :
1. Protein
hewani yaitu protein yang berasal dari hewan seperti susu, daging, telur,
2. hati,
udang, ikan, kerang, ayam dan sebagainya.
3. Protein
nabati yaitu protein yang berasal dari tumbuhan seperti jagung, kedelai,
4. kacang
hijau, terigu, dan sebagainya.
Berdasarkan
susunan kimianya, protein dapat dibagi menjadi 3 golongan yaitu :
1. Protein
sederhana. Jenis ini tidak berikatan dengan zat lain, misalnya bumin,dan globulin.
2. Protein
bersenyawa. Protein ini dapat membentuk ikatan dengan zat seperti dengan
glikogen membentuk glikoprotein, dengan hemoglobin membentuk kromoprotein.
3. Turunan
atau devirat dari protein. Termasuk dalam turunan protein adalah albuminosa,
pepton, dan gelatin.
Protein
mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Membentuk
jaringan baru dalam masa pertumbuhan dan perkembangan tubuh.
2. Memelihara
jaringan tubuh, memperbaiki serta mengganti jaringan yang rusak atau mati.
3. Menyediakan
asam amino yang diperlukan untuk membentuk pencernaan dan metabolisme serta
antibodi yang diperlukan.
4. Mengatur
keseimbangan air yang terdapat dalam kompartemenyaitu intraseluler, ekstra
seluler/interseluler dan intravaskuler.
5. Mempertahankan
kenetralan (asam basa) tubuh (Ari Yunuastuti. 2008).
Kekurangan
protein dapat menyebabkan hal-hal sebagai berikut:
1. Kwashiorkor
Gejalanya
adalah pertumbuhan terhambat, otot-otot berkurang dan lemah, bengkak (edema)
terutama pada perut, kaki, dan tangan, muka bulat, gangguan gerak, tidak nafsu
makan serta tampak sedih dan apatis. Kulit kusam, kering bersisik, dan
pecah-pecah, rambut kusam, halus dan mudah rontok.Hati membesar dan sering
diikuti kekurangan darah dan gangguan mata. Kondisi lebih sering terjadi pada
anak usia 2-3 tahun.
2. Marasmus
Penyakit
kelaparan ini memiliki gejala antara lain, pertumbuhan yang terhambat, kurus,
dan otot berkurang serta lemah, tampak apatis, kadang terjadi perubahan pada
kulit dan rambut, pembesaran hati, sering menderita gangguan pencernaan, infeksi
saluran nafas, TBC, cacingan, dan penyakit kronis lain.
Kelebihan
protein akan memberatkan hati dan ginjal, dapat menyebabkan diare, kekuranagan
cairan serta demam (Rahayu Widodo. 2009).
4. Vitamin
Vitamin
merupakan senyawa organik yang digunakan untuk mengkatalisator metabolisme sel
yang dapat berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan serta dapat
mempertahankan
organisme, vitamin yang dibutuhkan antara lain:
a.
Vitamin A (Retinol) yang harus tersedia dalam jumlah yang cukup yang mempunyai
pengaruh dalam kemampuan fungsi mata serta pertumbuhan tulang dan gigi dan
dalam pembentukan maturasi epitel, vitamin ini dapat diperoleh hati, minyak
ikan, susu, kuning telur, margarin, tumbuh-tumbuhan, sayursayuran dan
buah-buahan.
b.
Vitami B kompleks (Thiamin) yang merupakan vitamin yang larut dalam air akan
tetapi tidak larut dalam lemak, yang dapat menyebabkan penyakit beri-beri, kelelahan,
anoreksia, konstipasi, nyeri kepala, insomnia, takikardi, edema, asam piruvat
dalam darah akan meningkat apabila tersedia dalam jumlah yang kurang, kebutuhan
vitamin ini dapat diperoleh dari dalam hati, daging, susu.
c.
Vitamin B2 (Riboflavin) merupakan vitamin yang sedikit larut dalam air, vitamin
ini harus tersedia dalam jumlah yang cukup, apabila kurang dapat menyebabkan
fotophobia, penglihatan kabur, gagal dalam pertumbuhan. Vitamin ini dapat
diperoleh di dalam susu, keju, hati, daging, telur, ikan, sayursayuran hijau
dan padi.
d.
Vitamin B12 (Sianokobalamin) merupakan vitamin yang sedikit larut dalam air. Pada
vitamin ini sangat baik untuk maturasi sel darah merah dalam sumsum tulang,
pengaruh kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan anemia dan vitamin ini dapat
diperoleh dari daging organ, ikan, telur, susu, dan keju.
e.
Vitamin C (Asam ascorbat) merupakan vitamin yang larut dalam air yang mudah
dioksidasi dan dipercepat oleh panas atau cahaya, kekurangan vitamin ini dapat
menyebabkan lamanya proses penyembuhan luka, vitamin ini dapat tersedia dalam
tomat, buah semangka, kubis, sayur-sayuran hijau.
f.
Vitamin D merupakan vitamin yang dapat larut dalam lemak dan akan stabil dalam
suasana panas, vitamin ini berguna dalam pengatur penyerapan dan pengendapan
kalsium dan fosfor dengan mempengaruhi permeabilitas membran usus, mengatur
kadar alkali fosfatase serum, kekurangan vitamin ini akan menyebabkan
pertumbuhan jelak dan osteomalasia. Jika anak-anak kekurangan vitamin D,
erupsi/keluarnya gigi dapat menjadi terhambat. Selain itu, kekurangan vitamin D
juga bisa menghambat pembentukan lapisan dentin. Hubungan antara vitamin D
dengan karies gigi dijelaskan dalam penelitian di USA dan Kanada memberikan
kesimpulan yang sama. Prevalensi dari karies lebih banyak terdapat di
negara-negara bagian utara dibandingkan dengan negara-negara tropis. Ini
disebabkan sedikitnya sinar matahari dan mengakibatkan sintesa vitamin D di
kulit berkurang, pengikisan menyebabkan kerusakan pada gigi anak-anak. Dalam
hal ini vitamin D akan berfungsi pada waktu absorbsi dan metabolisme kalsium
dalam pembentukan tulang gigi (Mustafa, 1993).
g.
Vitamin E merupakan vitamin yang larut dalam lemak dan tidak stabil terhadap sinar
ultraviolet yang dapat berfungsi dalam meminimalkan oksidasi karoten, vitamin A
dan asam linoleat serta menstabilkan membran apabla terjadi kekurangan dapat
menyebabkan hemolisis sel darah merah pada bayi prematur dan akan menyebabkan
kehilangan keutuhan saraf. Vitamin E dapat diperoleh dari minyak, biji-bijian
dan kacang-kacangan.
h.
Vitamin K merupakan vitamin yang larut dalam lemak yang dapat berfungsi sebagai
pembentukan protombin, faktor koagulasi II, VII, IX, X yang harus tersedia
dalam tubuh yang cukup apabila terjadi kekurangan dapat menyebabkan perdarahan
dan metabolisme tulang yang tidak stabil, vitamin ini tersedia dalam sayuran
berdaun hijau, daging dan hati. (Solihin Pudjiadi 2001).
Kekurangan
vitamin dalam tubuh lambat laun akan menampakkan gejala-gejala berupa
terhentinya pertumbuhan dan gangguan kesehatan. Gejala ini tergantung pada jenis
vitamin yang mengalami kekurangan beberapa macam vitamin secara bersamaan. Kelebihan
vitamin terutama golongan vitamin larut lemak, dapat membahayakan tubuh.Hal ini
disebabkan oleh vitamin ditimbun dalam jaringan.Sebagai contoh kelebihan
vitamin A dan D yang disebabkan oleh pemberian dosis tinggi secara terus menerus
atau dalam jangka waktu lama. Untuk vitamin yang larut dalam air (vitamin B dan
C) tidak terlalu membahayakan karena kelebihannya dibuang melalui ginjal (Rahayu
Widodo 2009).
5. Mineral
Mineral
merupakan komponen zat gizi yang tersedia dalam kelompok mikro yang terdiri
dari kalsium, klorida, chromium, kobalt, tembaga, flourin, iodium, besi, magnesium,mangan,fosfor,
kalium, natriun, sulfur, dan seng.Semuanya harus tersedia dalam jumlah yang
cukup. Kalsium merupakan mineral yang berguna untuk pengaturan struktur tulang
dan gigi, kontraksi otot, iritabilitas syaraf, koagulasi darah, kerja jantung,
dan produksi susu. Kalsium ini akan diekskresi 70% dalam tinja, 10% dalam
urine, 15-25% tertahan dan tergantung dalam kecepatan pertumbuhan. Kadar
kalsium ini harus tersedia dalam jumlah yang cukup karena apabila terjadi
kekurangan menyebabkan mineralisasi tulang dan gigi jelek, osteomalasia,
osteoporosis, rakhitis, dan gangguan pertumbuhan. Tersedianya kalsium ini dapat
diperoleh dari susu, keju, sayuran hijau, kerang , dan lainlain. Klorida sangat
berguna dalam pengaturan tekanan osmotik, keseimbangan asam dan basa, yang
tersedia dalam garam, daging, susu, dan telur. Golongan mineral lainnya seperti
chromium ini berguna untuk glikemia dan metabolisme dalam insulin yang tersedia
dalam ragi, tembaga yang berguna untuk produksi sel darah merah, pembentukan
hemoglobin, penyerapan besi dan lain-lain.Kekurangan zat besi dapat menyebabkan
anemia dan osteoporosis. Apabila zat besi berlebih dapat menyebabkan sirosis
dan gastritis, hemolisis, tersedianya tembaga terdapat dalam hati, daging, ikan,
padi, dan kacang-kacangan.
Flour
merupakan mineral yang berfungsi untuk pengaturan struktur gigi dan tulang yang
apabila tersedia dalam jumlah yang kurang menyebabkan caries gigi. Sumber dari
flour ini terdapat pada air, makanan laut, tumbuh-tumbuhan. Mineral lain adalah
yodium yang merupakan unsurtiroksin dan triiodotironin yang harus tersedia dalam
jumlah yang cukup apabila kurang dapat menyebabkan gondok, mineral tersebut terdapat
dalam garam. Besi merupakan mineral yang merupakan struktur dari hemoglobin
untuk pengangkutan karbondioksida (CO2) dan oksigen(O2)dan kekurangan besi
menyebabkan anemia, zat besi tersebut tersedia dalam hati, daging, kuning
telur, sayuran hijau, padi dan tumbuh-tumbuhan. Magnesium berguna dalam
aktivasi enzim pada metabolisme karbohidrat dan sangat penting dalam proses
metabolisme apabila terjadi kekurangan menyebabkan malabsorbsi yang menyebabkan
hipokalsemia atau hipokalemia, magnesium dapat diperoleh dalam biji-bijian,
kacang-kacangan, daging dan susu. Mangan mineral yang berfungsi dalam aktivitas
enzim yang terdapat dalam kacang-kacangan, padi, biji-bijian dan sayuran
hijau.Fosfor merupakan unsur pokok dalam pertumbuhan tulang dan gigi,
kekurangan dapat menyebabkan kelemahan otot, fosfor tersebut dapat diperoleh
dari susu, kuning telur, kacang-kacangan, padi-padian, dan lain-lain. Kalium
berfungsi dalam kontraksi otot dan hantaran impuls syaraf, keseimbangan cairan,
pengaturan irama jantung.Kalium ini dapat diperoleh dari semua makanan. Natrium
berguna dalam pengaturan tekanan osmotik, pengaturan keseimbangan asam dan
basa, keseimbangan cairan. Kekurangan ini dapat menyebabkan kram otot, nausea,
dehidrasi, hipotensi, natrium ini dapat diperoleh dari garam, susu, telur,
tepung dan lain-lain. Sulfur merupakan unsur pokok dalam protein seluler yang
membantu proses metabolisme jaringan syaraf, sulfur ini dapat diperoleh darimakanan
protein yang mengandung 1%, dan seng merupakan unsur pokok dari beberapa enzim
karboniok anhidrase yang penting dalam pertukaran karbondioksida (CO2) yang
tersedia dalam daging, padi-padian, kacang-kacangan dan keju. (Solihin Pudjiadi,
2001).
Kekurangan
mineral dapat mengakibatkan kekurangan:
1. Ca
yaitu keropos tulang, saraf otot mudah terangsang, penyakit hipoparatiroidisme,
gagal ginjal.
2. K
yaitu kelemahan otot, rasa sangat letih, gangguan konsentrasi dan irama jantung.
3. Na,
Cl yaitu mual, muntah, sangat lelah, nyeri kepala, kejang otot betis, lengan dan
perut.
4. Mg
yaitu kejang otot, aritmia (jantung)
5. P
yaitu penyakit riketsia (Rahayu widodo. 2010).
6. Air
Air
merupakan sebagian besar zat pembentuk tubuh manusia.Jumlah air sekitar 73%
dari bagian tubuh seseorang tanpa jaringan lemak (lean body mass).Tergantung jumlah
lemak yang terdapat dalam tubuh, proporsi air ini berbeda antar orang.Pada orang
gemuk, perbandingan antara air dan lemak sekitar 50% berbanding 50%.Pada pria normal,
perbandingannya antara 60% berbanding 16%.Pada orang kurus perbandingan tersebut
adalah 67% dengan 7%.Pada bayi perbandingan tersebut sangat mencolok, yaitu 78%
dan 0%. Dengan perkataan lain jumlah air yang terdapat dalam tubuh manusia
adalah;
1. Sekitar
80% dari berat badan (untuk bayi dengan low birth weight)
2. Sekitar
70-75% dari berat badan (untuk bayi neonatus)
3. Sekitar
65% dari berat badan (untuk anak) dan
4. Sekitar
55-60% dari berat badan (untuk dewasa)
Air
mempunyai berbagai fungsi dalam proses vital tubuh, yaitu:
1. Pelarut
dan alat angkut.
Air
dalam tubuh berfungsi sebagai pelarut zat-zat gizi berupa monosakarida, asam
amino, lemak, vitamin dan mineral serta bahan-bahan lain yang diperlukan tubuh
seperti oksigen, dan hormon-hormon.
2. Katalisator
Air
berperan sebagai katalisator dalam berbagai reaksi biologi dalam sel, termasuk
di dalam saluran cerna.Air diperlukan pula untuk memecah atau menghidrolisis
zat gizi kompleks menjadi bentuk-bentuk yang lebih sederhana.
3. Pelumas
Air
berperan sebagai pelumas dalam cairan sendi-sendi tubuh.
4. Fasilitator
Pertumbuhan
Air
sebagai bagian jaringan tubuh diperlukan untuk pertumbuhan.Dalam hal ini air
berperan sebagai zat pembangun.
5. Pengatur
Suhu
Karena
kemampuan air untuk menyalurkan panas, air memegang peranan dalam mendistribusikan
panas dalam tubuh.
6. Peredam
benturan
Air
dalam mata, jaringan saraf tulang belakang dan dalam kantung ketuban melindungi
organ-organ tubuh dari benturan. Kebutuhan air sehari dinyatakan sebagai
proporsi terhadap jumlah energi yang dikeluarkan tubuh dalam keadaan lingkungan
rata-rata. Untuk orang dewasa dibutuhkan sebanyak 1,0-1,5 mlk/kkal, sedangkan
untuk bayi 1,5ml/kkal (Ari Yuniasatuti. 2008). Kekurangan cairan dapat
berakibat fatal seperti pada diare dan muntaber.Seseorang dapat mengalami
kekurangan cairan jika tidak diimbangi dengan pemasukan cairan yang cukup.
Gejala kekurangan cairan (dehidrasi) berupa rasa haus, mulut dan bibir kering,
kulit menjadi keriput, berkurangnya air seni dan berat badan, gelisah,
mengantuk, lemah otot, sesak nafas (Rahayu Widodo. 2009).
2.3
Standar Kecukupan Gizi
Standar
kecukupan gizi diperlukan sebagai pedoman yang dibutuhkan oleh individu secara
rata-rata dalam sehari untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal.Kebutuhan
gizi setiap individu berbeda-beda tergantung berberapa faktor yang mempengaruhinya.Penilaian
standar kecukupan gizi berpedoman pada angka kebutuhan gizi (AKG).
2.4
Kebutuhan Energi
Kebutuhan
energi seseorang tergantung pada usia, ukuran tubuh dan kegiatan, jenis
kelamin, pertumbuhan, iklim, status kesehatan, istirahat dan tidur, serta
makanan dan aktivitas. Berat tubuh seseorang bergantung pada jumlah kalori yang
tersedia untuk energi yang dikeluarkan. Untuk mempertahankan berat badan ideal,
diperlukan keseimbangan antara kalori yang masuk dan energi yang dikeluarkan.
Kebutuhan energi juga dapat dipengaruhi oleh kegiatan diwaktu senggang. Sebagai
contoh,bermain sepak bola atau tenis lebih banyak menguras energi dibandingkan
kegiatan membaca atau menonton televisi. Menurut Dudek (1987), ada tiga cara
untuk menghitung kebutuhan nutrisi seseorang.
1.
Untuk individu dewasa, penghitungan didasarkan pada kebutuhan kalori dasar atau
basal dan tingkat aktivitas. Kebutuhan kalori basal (KKB) adalah hasil perkalian
antara berat badan ideal (BBI) dan angka 10. Jadi rumus KKB adalah (BBI x 10).
Sedangkan anak-anak dibawah usia 12 tahun umumnya memerlukan 1000 kalori
ditambah 100 kalori dikali usia anak. Bila anak berusia 5 tahun, kebutuhan
kalorinya sebesar 1000 + (100 x 5) = 1500 kalori.
2.
Berdasarkan tingkat aktivitas dan jumlah kalori untuk setiap berat badan ideal (BBI).
3.
Pedoman yang digunakan oleh United state dietarian association (USDA) untuk menghitung
jumlah kalori per berat badan menurut jenis kelamin.
1. Penggunaan
energy oleh tubuh.
Energi
dibutuhkan untuk keperluan metabolisme basal tubuh, yakni untuk mempertahankan
proses-proses dasar dalam tubuh, dan untuk kegiatan fisik. Metabolisme Basal Basal
Metabolisme rate (BMR) atau laju metabolisme basal adalah rata-rata metabolisme
makanan dalam tubuh untuk memenuhi kebutuhan energy individu pada saat bangun
dan istirahat (Guyton, 1986). BMR merupakan istilah yang digunakan untuk
menggambarkan proses-proses metabolisme dasar yang membuat tubuh tetap hidup.
Laju penggunaan energi untuk mempertahankan metabolisme basal disebut dengan
laju metabolisme basal. BMR tiap orang berbeda dan diukur pada saat orang tersebut
saat berbaring dilantai, dalam keadaan tenang serta hangat, dan dikakukan sedikitnya
12 jam setelah makan (Sherington & Gaman, 1992). Semua reaksi kimia yang
berlangsung dalam sel tubuh memungkinkan sel tersebut untuk melanjutkan hidupnya.
Reaksi tersebut meliputi reaksi anabolik (penyusunan) dan reaksi katabolik (penguraian).
Energi yang dihasilkan dari proses tersebut dibutuhkan untuk berbagai hal (Guyton,1986),
yakni :
1. Aktivitas
otot untuk melakukan aktivitas, seperti berjalan atau meloncat.
2. Sekresi
kelenjar, seperti kelenjar keringat dan kelenjar saliva.
3. Mempertahankan
membran potensial saraf dan serabut otot.
4. Sintesis
zat-zat didalam tubuh.
5. Absorbsi
makanan didalam usus.
Pengukuran
BMR dilakukan dengan menentukan jumlah panas yang dikeluarkan dari tubuh,
misalnya dengan mengurung seseorang dalam ruangan berisolasi dan mengukur
pengeluaran panasnya. Selain itu, BMR dapat diukur dengan cara sederhana, yakni
dengan meniupkan napas kedalam alat khusus yang memantau penghirupan oksigen
dan pengeluaran oksigen dan pengeluaran karbondioksida secara cermat. Faktor
yang mempengaruhi BMR :
1. Ukuran
tubuh. Individu yang ukuran tubuhnya besar lebih banyak menggunakan energi
dibanding individu yamg ukuran tubuhnya kecil.
2. Usia.
Anak-anak mempunyai BMR lebih kecil dibandingkan individu dewasa.
3. Aktivitas
kelenjar tiroid.
4. Kurang
gizi.
5. BMR
individu dengan gizi buruk lebih rendah dibandingkan individu yang sehat.
6. Temperatur
tubuh.
7. Temperatur
lingkungan.
8. Pertunbuhan.
9. Jenis
kelamin dan status ekonomi.
2.5
Kebutuhan Energi Anak Usia sekolah (6-12 tahun)
Anak-anak
usia sekolah (6-10 tahun), berkembang pada rata-rata yang rendah dan terus
menerus, dengan penurunan yang bertahap dalam kebutuhan energi perunit berat
badan. Anak usia sekolah mencapai 3 hingga 5 kg dalam berat badan pertahun hingga
hingga pubertas. Nafsu makan anak-anak usia sekolah lebih besar dari pada
mereka yang lebih muda, dan asupan makanan lebih bervariasi. Asupan makanan
yang direkomendasikan termasuk dua porsi dari kelompok susu, 60 hingga 90 gram
kelompok makanan daging, empat porsi atau lebih dari kelompok buah dan sayuran
( dengan sumber vitamin C sehari dan sumber vitamin A setiap hari), tiga hingga
empat porsi dari seluruh padipadian dan roti yang diperkaya gizinya dan sereal,
dan hingga 1 hingga 2 sendok teh margarin atau mentega.
Walaupun
nafsu makan lebih baik dan makanan yang dimakan lebih bervariasi, diet anak
usia sekolah harus hati-hati dikaji untuk kecukupan protein, vitamin A dan C. asupan
susu biasanya melebihi rekomendasi. Kendati demikian, anak usia sekolah seringkali
gagal untuk makan sarapan yang tepat dan memilki asupan di sekolah yang tidak
diawasi sebagai hasil, susu dapat memberikan sumber nutrient yang baik.
Tabel
Kebutuhan Energi per Hari
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kulit merupakan organ
terbesar sistem metabolik aktif yang berfungsi untuk melindungi
tubuh dari cedera dan infeksi, membantu mengontrol suhu dan immunoregulation,
dan bertindak sebagai reservoir penyimpanan nutrisi tertentu
3.2 Saran
Dengan
disusunnya tugas ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi
mahasiswa terrutama bagi pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Soetjiningsih (1994), Gizi Tumbuh
Kembang, Bagian Kesehatan Anak FK Udayana, Jakarta. EGC,
Soetjiningsih. (1995). Gizi Tumbuh
kembang. Jakarta: EGC.
Supartini, Y. (2004). Konsep
Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar