BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Gizi
berasal dari bahasa arab “Al-Gizzai” yang artinya makanan dan manfaatnya untuk
kesehatan. Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang
dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi,
penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk
mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta
menghasilkan energi.
Gizi
memegang peranan sangat penting dalam kesehatan usia lanjut. Masalah kekurangan
gizi sering dialami oleh usia lanjut atau disebut usia menopause sebagai akibat
dari menurunnya nafsu makan karena penyakit yang dideritanya, kesulitan menelan
karena berkurangnya air liur, cara makan yang lambat karena penyakit pada gigi,
gigi yang berkurang, dan mual karena masalah depresi. Selain masalah kekurangan
gizi, masalah obesitas (kegemukan) juga sering dialami oleh usia menopause,
yang dapat timbul karena aktivitas pada kelompok ini sudah berkurang sementara
asupan makanan tidak dikurangi atau bahkan berlebihan. Obesitas pada usia
menopause berdampak pada peningkatan risiko penyakit kardiovaskuler, diabetes
melitus, hipertensi, dan penurunan fungsi tubuh.
Asupan
gizi yang sangat diperlukan bagi usia menopause sehat untuk mempertahankan
kualitas hidupnya. Sementara untuk usia menopause yang sakit, asupan gizi
diperlukan untuk proses penyembuhan dan mencegah agar tidak terjadi komplikasi
lebih lanjut dari penyakit yang dideritanya.
Disini
akan dijelaskan mengenai prinsip gizi pada masa menopause. Dan bagaimana untuk
mengurangi kekhawatiran para ibu-ibu telah mencapai menopause untuk tetap
menjaga kesehatan mereka.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
definisi dari menopause?
2. Apa
saja ciri-ciri menjelang menopause?
3. Bagaimana
prinsip gizi pada usia menopause?
4. Faktor-faktor
apa saja yang mempengaruhi status nutrisi pada menopause?
5. Apa
saja terapi yang dapat dilakukan oleh wanita menopause?
6. Apa
saja pesan-pesan gizi bagi usia menopause?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui tentang definisi dari menopause.
2. Untuk
mengetahui ciri-ciri menjelang menopause.
3. Untuk
mengetahui prinsip gizi pada usia menopause.
4. Untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi status nutrisi pada menopause.
5. Untuk
mengetahui terapi yang dapat dilakukan oleh wanita menopause.
6. Untuk
mengetahui pesan-pesan gizi bagi usia menopause.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi
Menopause
Menopause
adalah berhentinya haid secara alamiah yang biasanya terjadi antara usia 45-50
tahun, atau masa berhentinya haid sama sekali.
Fase
akhir dalam kehidupan wanita setelah masa reproduksi berakhir disebut
klimakterium yang berlangsung bertahap.
a.
Premenopause
Premenopause
yaitu fungsi reproduksinya menurun, sampai timbul keluhan atau tanda-tanda
menopause.
b.
Perimenopause
Perimenopause
yaitu periode dengan keluhan memuncak
dengan rentangan 1-2 tahun sebelum dan 1-2 tahun sesudah menopause. Pada masa
ini menopause masih berlangsung.
c. Postmenopause
Postmenopause
yaitu masa setelah perimenopause sampai
senilis.
B.
Ciri-ciri
Menjelang Menopause
Ciri-ciri
Menopause (Akibat Hilangnya Estrogen) yaitu :
a) Rasa
panas ditandai dengan kemunduran kulit yang ekstrem.
b) Gelisah, letih, dan ansietas.
c) Penurunan
kekuatan pada tulang seluruh tubuh.
d) Peningkatan
tekanaan darah.
Ø Perubahan
Menjelang Menopause
1. Perubahaan
kejiwaan menjelang menopause
ü Merasa
tua.
ü Merasa tidak menarik lagi.
ü Merasa
tertekan karena takut menjadi tua.
ü Mudah
tersinggung.
ü Mudah
kaget sehingga jantung berdebar.
ü Takut
tidak dapat memenuhi kebutuhan seksual suami.
ü Rasa
takut bahwa suami akan selingkuh.
ü Keinginan
seksual menurun dan sulit mencapai orgasme.
ü Merasa
sudah tidak berguna dan tidak menghasilkan sesuatu.
ü Merasa
memberatkan keluarga dan orang lain.
2. Perubahan
fisik menjelang menopause
a) Kulit
menjadi kendor (lemak bawah kulit mengendor).
b) Kulit
mudah terbakar sinar matahari (timbul pigmentasi dan menjadi hitam).
c) Timbul
bintik hitam pada kulit.
d) Kulit
kering dan keriput (kelenjar kulit kurang berfungsi).
e) Metabolisme
tubuh menurun (menurunya pengeluaran hormon tiroksin dan insulin, pembakaran
dan keperluan tubuh).
f) mereabsorpsi
sari makanan semakin berkurang (sering terjadi obstipasi).
g) Liang
senggama terasa kering.
h) Kepuasan
berkemih dan buang air besar semakin berkurang.
i)
Tulang mengalami deklasifikasi
(pengapuran).
C.
Prinsip
Gizi Pada Usia Menopause
Menopause
di masukan kedalam kelompok rentan gizi meskipun tidak ada hubungannya dengan
pertumbuhan badan, bahkan sebaiknya sudah terjadi involusi dan degenerasi
jaringan dan sel-selnya. Timbulnya kerentanan terhadap kondisi gizi di sebabkan
kondisi fisik, baik anatomis maupun fungsionalnya.
Gigi-geligi
menopause mungkin sudah banyak yang rusak bahkan copot, sehingga memberikan
kesulitan dalam mengunyah makanan. Maka makanan harus diolah sehingga tidak
perlu digigit atau dikunyah keras-keras. Makanan yang dipotong kecil-kecil,
lunak dan mudah di telan akan sangat membantu para menopause dalam mengkonsumsi
makanannya.
Fungsi
alat pencernaan dan kelenjar-kelenjarnya juga sudah menurun, sehingga makanan
yang mudah dicerna dan tidak memberatkan fungsi kelenjar pencernaan,. Makanan
yang tidak banyak mengandung lemak,pada umumnya lebih mudah dicerna, tetapi
harus cukup mengandung protein dan karbohidrat. Kadar serat yang tidak dicerna
jangan terlalu banyak, tetapi harus cukup tersedia untuk melancarkan
peristalsis dan dengan demikian melancarkan pula defaecatie, dan menghindarkan
obstipasi, factor lain yang mengganggu kondisi gizi menopause secara tidak
langsung ialah kondisi psikis yang labil menjadi sangat sensitif.
Patut
diingat kembali bahwa keperluan energi pada masa menopause sudah menurun, jadi
jangan disediakan seperti masih belum berusia lanjut. Ada baiknya bila mereka
dijaga jangan sampai menjadi kegemukan, karena akan lebih menderita berbagai
kelainan atau penyakit gizi yang berhubungan dengan kondisi obesitas tersebut.
Frekuensi penyakit diabetes mellitus, cardiovascular diseases terdapat
meningkat pada kelompok menopause yang umum sangat ditakuti ialah kemungkinan
meningkat untuk mendapat penyakit kanker.
Makanan
yang dibutuhkan dalam masa menopause ini sebenarnya tidak terlalu banyak. Pola
makanannya juga tidak boleh sama seperti saat usia 30-40 tahun. Karena
kebutuhan nustrisinya jelas berbeda dan dapat dipastikan kelebihan sehingga
nantinya akan disimpan dalam bentuk lemak, pada bokong, payudara dan perut.
Makan
makanan yang sehat dan sesuai kebutuhan merupakan pendukung untuk hidup
berkualitas pada wanita menopause. Kebutuhan kalori dan zat-zat gizi pada
wanita menopause yang dianjurkan adalah sesuai kebutuhan yang memperhatikan
faktor-faktor seperti berat badan, tinggi badan, usia dan aktifitas. Yang
jumlah umumnya lebih rendah dibandingkan kebutuhan pada usia dewasa.
Cara mengatur makanan bagi usia
menopause adalah :
1. Dengan
memperhatikan prinsip-prinsip kebutuhan gizinya yaitu kebutuhan energi memang
lebih rendah dari pada usia dewasa muda (turun sekitar 5-10%), kebutuhan
protein sebesar 1 gr/kg BB, kebutuhan lemak berkurang, kebutuhan karbohidrat
cukup (sekitar 50%), kebutuhan vitamin dan mineral sama dengan usia dewasa
muda. Atau dengan cara praktis melihat di DKGA (Daftar Kecukupan Gizi yang
Dianjurkan)
2. yang
disajikan untuk usia menopause harus mengandung gizi yang seimbang yakni
mengandung sumber zat energi, sumber zat pembangun dan sumber zat pengatur.
Dalam hal ini kita bisa mengacu pada makanan empat sehat lima sempurna.
3. Karena
menopause mengalami kemunduran dan keterbatasan maka konsistensi dan tekstur
atau bentuk makanan harus disesuaikan. Sebagai contoh : gangguan pada gigi
(gigi tanggal/ompong), maka bentuk makanannya harus lunak, misal nasi ditim,
lauk pauk dicincang (ayam disuwir, daging sapi dicincang/digiling)
4. yang
kurang baik bagi menopause adalah makanan berlemak tinggi seperti seperti jerohan (usus, hati, ampela, otal
dll), lemak hewan, kulit hewan (misal kulit ayam, kulit sapi, kulit babi dll),
goreng-gorengan, santan kental. Karena seperti prinsip yang disebutkan tadi
bahwa kebutuhan lemak di usia menopause berkurang dan pada menopause mengalami
perubahan proporsi jaringan lemak. Hal
ini bukan berarti menopause tidak boleh mengkonsumsi lemak. Pada usia menopause
harus mengkonsumsi lemak namun dengan catatan sesuai dengan kebutuhannya.
Sebagai contoh misalnya bila menu hari ini lauknya sudah digoreng, maka
sayurannya lebih baik sayur yang tidak bersantan seperti sayur bening, sayur
asam atau tumis. Bila hari ini sayurnya bersantan maka lauknya dipanggang,
dikukus, dibakar atau ditim.
5. Pada
usia menopause harus diberi pengertian untuk mengurangi atau kalau bisa
menghindari makanan yang mengandung garam natrium yang tinggi. Contoh bahan
makanan yang mengandung garam natrium yang tinggi adalah garam dapur, vetsin,
daging kambing, jerohan, atau makanan yang banyak mengandung garam dapur
misalnya ikan asin, telur asin, ikan pindang. Mengapa pada masa menopause harus
menghindari makanan yang mengandung garam natrium yang tinggi ? Hal ini
dikarenakan pada lansia mudah mengalami hipertensi. Hal ini, seperti yang
dijelaskan tadi bahwa elastisitas pembuluh darah telah menurun dan terjadi
penebalan di dinding pembuluh darah yang mengakibatkan mudahnya terkena
hipertensi. Selain itu indera pengecapan pada menopause mulai berkurang,
terutama untuk rasa asin, sehingga rasa asin yang cukup-pun terasa masih kurang
bagi mereka, lalu makanan ditambah garam yang banyak, hal ini akan meningkatkan
tekanan darah pada menopause. Jadi kita
memang perlu sampaikan kepada wanita menopause bahwa panduan rasa asinnya tidak
bisa lagi dipakai sebagai ukuran, karena bila dengan panduan asin dari wanita
menopause, untuk kita yang belum menopause akan terasa asin sekali.
6. Di
usia menopause harus memperbanyak makan buah dan sayuran, karena sayur dan buah
banyak mengandung vitamin, mineral dan serat. Wanita menopause sering
mengeluhkan tentang konstipasi/susah buang air besar, nah dengan mengkonsumsi
sayur dan buah yang kaya akan serat maka akan melancarkan buang air besar.
Untuk buah, utamakan buah yang bisa dimakan dengan kulitnya karena seratnya
lebih banyak. Dengan mengkonsumsi sayuran dan buah sebenarnya di usia menopause
tidak perlu lagi mengkonsumsi suplemen makanan.
7. Selain
konsumsi sayur dan buah, menopause harus banyak minun air putih. Kebutuhan air
yakni 1500 – 2000 ml atau 6 -8 gelas perhari. Air ini sangat besar artinya
karena air menjalankan fungsi tubuh, mencegah timbulnya penyakit di saluran
kemih seperti kencing batu, batu ginjal dan lain-lain. Air juga sebagi pelumas
bagi fungsi tulang dan engselnya, jadi bila tubuh kekurangan cairan maka
fungsi, daya tahan dan kelenturan tulang juga berkurang. Air juga berguna untuk
mencegah sembelit, karena untuk penyerapan makanan dalam usus memerlukan air.
D.
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Status Nutrisi pada Menopause
Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi status nutrisi pada wanita menopause
diantaranya :
ü Penurunan hormon
Menurunya
estrogen dapat menimbulkan perubahan kerja usus menjadi lambat, sehingga
menimbulkan gangguan buang air besar misalnya sembelit. Redahnya hormon
estrogen dan hormon paratiroid menyebabkan pengapuran pada tulang
(dekalsifikasi), artinya tulang kekurangan kalium sehingga keropos dan mudah
patah.
Menurunnya
pengeluaran hormon insulin dan tiroksin menyebab-kan perubahan pada metabolisme
tubuh. Perubahan metabolisme, penurunan estrogen, serta menurunnya pengeluaran
hormon paratiroid menyebabkan perubahan sistem jantung dan pembuluh darah.
ü Gizi
Gizi
seimbang sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan tubuh baik untuk energi,
penambahan kalsium dan sebagainya.
E.
Terapi
yang Dapat Dilakukan oleh Wanita Menopause
v Olahraga
teratur dan hindari stres :
Untuk
mencegah gejala lebih awal dan meningkatkan kekuatan tulang dengan jalan
kaki, jogging, medetasi dan yoga.
v Konsumsi
makanan kaya kalsium :
Untuk
mengurangi pengeroposan dan patah tulang dengan asupan susu, keju,
kacang-kacangaan, serta roti.
v Terapi
Sulih Hormone (TSH) :
Tujuan
dasar terapi ini untuk menggantikan estrogen yang hilang agar jangka panjang
dan pendek dapat teratasi.
v Makan
buah-buahan dan sayuran :
Pepaya,
kedelai, bengkoang dan terong yang banyak mengandung zat antioksidan pencegah
penuaan dan serangan radikal bebas. Mengandung
vitamin B1, B6, B12, asam Folat, serta vitamin E dan A. Ada juga selenium pada
golongan mineral, isofalvon, dan karetonoid.
v Kurangi
asupan kafein :
Untuk
mempercepat penyerapan kalsium dengan menghindari kopi, teh, minuman soda, dan
alkohol.
v Jauhi
rokok :
Menyebabkan
terjadinya menopause lebih awal dan rentan osteoporosis.
F. Pesan-pesan Gizi Bagi Usia
Menopause
1.
Makanlah
Aneka Ragam Makanan
Hidangan
yang beraneka ragam adalah sususnan makanan sehari-hari yang minimal terdiri
dari 4 jenis bahan makanan yaitu bahan makanan pokok, lauk pauk, sayuran, dan
buah.
Agar
diperoleh tingkat kesehatan yang optimal, Usia Lanjut dianjurkan untuk
mengkonsumsi makanan beraneka ragam. Makin beragam hidangan yang dikonsumsi,
makin baik mutu gizinya.
Pada
usia menopause kebutuhan zat gizi kurang diperlukan untuk pertumbuhan fisik,
tetapi lebih banyak untuk mengganti jaringan tubuh yang rusak dan
mempertahankan derajat kesehatan. Oleh karena itu untuk usia menopause
diperlukan vitamin, mineral dan serat dalam jumlah yang cukup guna pemeliharaan
dan mendukung kelancaran proses dalam tubuh agar tetap berjalan secara normal.
Sayuran,
buah-buahan dan padi-padian harus ada dalam makanan sehari-hari. Usia menopause
sangat dianjurkan mengkonsumsi bahan makanan yang tinggi zat kapur dan zat besi
seperti yang terdapat dalam ikan, daging, susu rendah lemak, kacang-kacangan
dan sayuran berwarna. Konsumsi bahan makanan yang mengandung zat kapur dan zat
besi dalam jumlah yang cukup dapat mencegah pengeroposan tulang dan anemia gizi
besi.
Untuk
menghindari kesulitan buang air besar usia menopause dianjurkan mengkonsumsi
buah-buahan dan sayuran yang berserat. Dalam penyusunan menu sehari-hari dengan
gizi seimbang, pilih jenis bahan dan diolah sesuai kondisi fisik dan kesehatan
usia menopause, misalnya dengan makanan yang lebih lunak.
2.
Makanlah
Makanan Untuk Memenuhi Kecukupan Energi
Karbohidrat
diperlukan guna memenuhi kebutuhan energi. Untuk di usia menopause, karbohidrat
biasanya diperoleh dari makanan pokok seperti beras, jagung, sagu, ubi jalar,
ubi kayu dan umbi-umbian lainnya.
Sumber
energi selain dari karbohidrat, juga berasal dari lemak dan protein. Untuk
mengetahui apakah usia menopause telah tercukupi kebutuhan energinya dapat
dilihat dari berat badannya.
Konsumsi
energi yang terlalu banyak akan menyebabkan usia lanjut menjadi gemuk,
sebaliknya konsumsi energi yang kurang akan menyebabkan usia lanjut menjadi
kurus.
Cara
mengetahui berat badan yang normal bagi usia lanjut dapat digunakan
penghitungan indeks massa tubuh (IMT), yang pada prinsipnya adalah melihat
kesesuaian antara tinggi dan berat badan usia lanjut.
3.
Batasi
Konsumsi Lemak Dan Minyak
Dalam
kehidupan sehari-hari lemak banyak terdapat dalam bahan makanan yang bersumber
dari hewani misalnya daging berlemak, sedangkan minyak banyak digunakan untuk
menggoreng. Makanan berlemak terutama yang berasal dari hewani dan minyak
kurang baik bagi usia lanjut.
Bagi
usia menopause, mengkonsumsi bahan makanan berlemak akan menambah resiko
terjadinya berbagai penyakit degeneratif misalnya tekanan darah tinggi,
jantung, ginjal dan sebagainya. Sekalipun demikian bukan berarti usia menopause
tidak boleh mengkonsumsi bahan makanan berlemak. Dianjurkan usia menopause
mengkonsumsi lemak dari bahan makanan nabati. Misalnya kacang-kacangan.
Disamping itu menopause sebaiknya mengkonsumsi lemak tidak lebih dari
seperempat kebutuhan energi. Jika hal tersebut diterjemahkan dalam minyak goreng
maka usia menopause paling banyak mengkonsumsi 3 sendok makan minyak sehari.
Apabila
jumlah minyak ini dituangkan dalam hidangan sehari-hari, maka tiap kali makan
usia menopause paling banyak makan 1 jenis makanan yang digoreng.
4.
Makanlah
Makanan Sumber Zat Gizi
Zat
besi adalah salah satu unsur penting dalam proses pembentukan sel darah merah.
Zat besi secara alamiah diperoleh dari makan. Kekurangan zat besi dalam makanan
sehari-hari secara berkelanjutan dapat menimbulkan penyakit anemia gizi besi (AGB)
atau yang dikenal masyarakat sebagai penyakit kurang darah. Jika AGB ini tidak
segera diatasi maka mengakibatkan menurunnya produktivitas usia lanjut.
Sumber
utama zat besi adalah bahan pangan hewani dan sayuran berwarna hijau tua. Guna
memudahkan penyerapan zat besi dalam tubuh sebaiknya bahan makanan tersebut
dikonsumsi bersama-sama dengan sumber vitamin C seperti buah. Manfaat lain dari
mengkonsumsi makanan sumber zat besi adalah terpenuhinya kecukupan vitamin A,
karena makanan sumber zat besi juga merupakan sumber vitamin A.
Tanda-tanda
AGB antara lain : pucat, lemah, lesu, pusing dan penglihatan sering
berkunang-kunang.
5.
Biasakan
Makan Pagi
Makan
pagi secara teratur dalam jumlah yang cukup dapat memelihara ketahanan fisik,
mempertahankan daya tahan tubuh, dan meningkatkan produktivitas kerja.
Apabila
usia lanjut tidak membiasakan makan pagi maka kadar gula darah akan mengalami
penurunan, kurang tenaga, badan jadi lesu, keringat dingin, mengantuk, kurang
konsentrasi, kesadaran menurun.
Jenis
hidangan untuk makan pagi sebaiknya terdiri dari sumber zat tenaga, zat
pembangun, dan zat pengatur. Contoh menu makan pagi misalnya nasi dengan lauk
pauk dan sayuran segar, bubur ayam, bubur kacang ijo, bubur manado, dan
sebagainya.
Bagi
seseorang yang tidak sempat makan pagi dirumah, agar tetap mengupayakan makan
pagi di tempat lain yang memungkinkan.
6.
Minumlah
Air Bersih dan Aman Yang Cukup Jumlahnya
Air
minum yang bersih dan aman adalah air yang tidak berbau, tidak berwarna, tidak
berasa dan telah dididihkan serta disimpan dalam wadah yang bersih dan
tertutup.
Air
sangat dibutuhkan sebagai media dalam proses metabolisme dalam tubuh. Apabila
terjadi kekurangan air minum akan mengakibatkan kesadaran menurun (shock).
Minumlah
air yang bersih dan aman sekurang-kurangnya dua liter atau setara dengan
delapan gelas setiap hari, agar proses dalam tubuh dapat berlangsung dengan
aman dan lancer.
7.
Lakukan
Kegiatan Fisik Dan Olahraga Secara Teratur
Untuk
dapat mempertahankan kebugaran, usia menopause harus tetap berolahraga. Olahraga
tersebut disesuaikan dengan kemampuan dan hendaknya dipilih jenis olahraga yang
aman dan tidak menimbulkan resiko cedera, misalnya jalan biasa, jalan cepat,
naik turun tangga, senam jantung dan bersepeda.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dengan
mengetahui tentang prinsip gizi pada usia menopause maka akan diketahui tentang
bagaimana mempersiapkan diri untuk melewati masa menopause tanpa rasa takut dan
tetap tampil cantik dan sehat.
Pada
saat tubuh menjadi tua, umumnya seseorang akan memilki/ mengalami keluhan atau
gangguan. Oleh karena itu penting mengurangi/tidak mengkonsumsi bahan-bahan
yang tidak baik bagi penyakit atau tubuh di masa tua sehingga tidak memicu
penyakit atau menurunkan kondisi kesehatannya.
Menopause
merupakan masa dimana berhentinya haid secara alamiah yang biasanya terjadi
antara usia 45-50 tahun atau masa berhentinya haid sama sekali. Pada usia
menopause ini akan terjadi perubahan-perubahan fisik dan juga psikologi
sehingga perlu suatu persiapan untuk melewati masa menopause ini agar tidak
terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Karena pada masa ini, kebanyakan wanita
akan merasa tertekan, dengan keberadaannya dan kadang juga sering tersinggung,
merasa tidak berguna, serta banyak gejala-gejala lain yang membuatnya merasa tidak
nyaman.
Makan
makanan yang sehat dan sesuai kebutuhan merupakan pendukung untuk hidup lebih
berkualitas pada wanita menopause
B.
Saran
Perlu adanya dukungan psikologis
untuk wanita yang mengalami menopause sehingga mereka memiliki kualitas hidup
yang positif, karena menopause merupakan hal yang wajar. Selain itu, dianjurkan
untuk memenuhi status gizi dan berolahraga agar wanita diusia menopause ini
tetap sehat dan tidak mudah terserang penyakit.
DAFTAR
PUSTAKA
Sulistyoningsih,Hariyani.2011.Gizi
Untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta: Graha Ilmu
Drs.
H. Syaifuddin, A.Mk,. 2006. Anatomi Fisiologi. EGC, Jakarta.
Sunita
Al Matsier, 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar