SELAMAT DATANG DI BLOG KEPERAWATAN SEMOGA ILMU YANG SAYA BAGIKAN DAPAT BEERMANFAAT BAGI ANDA SEMUA

Sabtu, 18 Oktober 2014

MAKALAH ATELEKTASIS

BAB I
PENDAHULUAN

A.     LATAR BELAKANG
Atelektasis mengacu pada keadaan terjadinya kolaps alveolus, lobus, atau unit paru yang lebih besar. Atelectasis mungkin disebabkan oleh obstruksi bronkus. Sumbatan mengganggu lewatnya udara ked an dari alveolus. Penyakit ini merupakan lanjutan dari suatu keadaan yang berhubungan dengan adanya proses penyakit parenkim paru, jadi perlu perawat untuk mengetahui bagaimana mengenal tindakan pencegahan atelectasis dalam praktik klinik keperawatan sehari-hari. Maka dari itu kami menulis makalah ini agar berguna dalam suatu proses keperawatan.

B.     TUJUAN
1.      Mahasiswa dapat mendefinisikan apa yang dimaksut dengan atelectasis
2.      Mahasiswa mengetahui penyebab dan pencegahan atelektasi dalam proses perawatan
3.      Mahasiswa dapat mempraktikan pengobatan pada pasien dengan atelectasis







BAB II
PEMBAHASAN

A.     DESINISI
Atelectasis sebenarnya bukan merupakan suatu jenis penyakit melainkan suatu keadaan yang berhubungan dengan adanya proses penyakit parenkim paru. Atelectasis sering dikaitkan dengan terjadinya kolaps alveolus, lobus, atau unit paru yang lebih besar. Atelectasis mungkin disebabkab oleh obstruksi bronchus. Obstruksi tersebut mengganggu jalannya udara dari dank e alveoli yang normalnya menerima udara melalui bronchus. Udara alveolar yang terperangkap terserap kembali ke pembuluh darah tetapi udara luar tidak dapat menggantikan udara yang terperangkap diserap karena obstruksi. Akibatnya, bagian paru lainnya (sisanya) mengembang secara berlebihan. Secara istilah pengertian atelectasis adalah kolaps alveoli.

B.     ETIOLOGI
            Penyebab penyakit atelectasis adalah adanya sumbatan pada saluran napas yang menuju alveoli sehingga alveoli kolaps.
1.      Obstruksi bronchus
2.      Sumbatan eksudat yang kental
3.      Tekanan jaringan paru


C.     PATOFISIOLOGI
            Obstruksi bronchial karena adanya benda asing atau sumbatan eksudat kental yang mengganggu saluran pernapasan dan menghambat udara masuk ke zona alveolus dapat menyebabkan atelectasis. Udara yang berada dalam alveolus menjadi sulit untuk keluar dari alveolus dan akan terabsorpsi sedikit demi sedikit ke aliran darah yang menyebabkan alveolus kolaps (untuk mengembangkan alveolus yang kolaps total diperlukan tekanan udara yang lebih besar seperti halnya seseorang harus meniup balon lebih keras pada waktu mulai mengembangkan balon).
            Mekanisme ini dikenal dengan atelectasis absorpsi dan dapat disebabkan oleh obstruksi bronchus intrinsic atau ekstrinsik. Obstruksi bronchus intrinsic paling sering disebabkan oleh secret atau eksudat yang tertahan sedangkan obstruksi ekstrinsik pada bronchus biasanya disebabkan oleh neoplasma, pembesaran kelenjar getah bening, aneurisma, atau jaringan parut paru akibat dari hiperkavitas dari proses tuberculosis paru.
            Risiko atelectasis meningkat pada klien dengan penurunan mekanis ketika melakukan ventilasi seperti saat klien yang harus melakukan posisi supinasi, membebat dada karena nyeri, depresi pernapasan akibat opioid, sedative, relaksan oto, dan distensi abdomen.
            Atelectasis juga dapat terjadi akibat tekanan pada jaringan paru yang menghambat ekspansi normal paru pada saat inspirasi. Mekanisme ini disebut dengan atelectasis tekanan. Proses tekanan tersebut dapat diakibatkan oleh adanya penumpukan cairan di dalam thoraks (efusi pleura), udara di dalam rongga pelura (pneumothoraks), pembesaran jantung, distensi pericardium oleh cairan (efusi pericardial), pertumbuhan tumor di dalam thoraks, atau kenaikan diaphragm kea rah atas akibat adanya tekanan abdominal yang dialami klien. Atelectasis yang disebabkan oleh tekanan sering ditemukan pada klien dengan efusi pleura akibat gagal jantung atau infeksi pleura. Atelectasis juga sering menjadi salah satu tanda utama tumor bronchi.

D.                TANDA DAN GEJALA
1.      Adanya mucus yang lengket dan sedikit
2.      Bernapas dangkal
3.      Ruang antar iga menyempit dan cekung pada sisi sakit










BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A.                 PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1.      Pengkajian fisik
            Pemeriksaan inspeksi pada klien dengan atelectasis akan terlihat adanya peningkatan frekuensi pernapasan, pergerakan napas dari sisi paru yang sakit sedikit tertinggal dari sisi paru yang sehat. Pada palpasi ditemukan adanya ruang antar iga yang menyempit dan cekung pada sisi sakit akibat kolapsnya alveoli, pada trachea ditemukan adanya deviasi kea rah sisi paru yang mengalami atelectasis. Pemeriksaan taktil fremitus berkurang sampai menghilang sesuai banyaknya lobus yang mengalami atelectasis. Suara napas menurun sampai menghilang pada sisi paru yang sakit.
2.      Pemeriksaan diagnostic
Pemeriksaan radiologis
            Pemeriksaan radiologis pada atelectasis dengan penyebab TB paru sering ditemukan adanya infiltrate khas TB paru dan gambaran adanya atelectasis dan gambaran adanya atelectasis paru.
Tindakan pencegahan
1.                  Berikan dorongan untuk napas dalam dan batuk yang tepat untuk mencegah penumpukan sekresi dan untuk mengeluarkan eksudat.
2.                  Posisi pasien sering diubah, terutama dari posisi supinasi tegak, untuk meningkatkan ventilasi dan mencegah penumpukan sekresi.
3.                  Tingkatkan ekspansi dada yang sesuai selama pernapasan untuk memenuhi paru-paru dengan udara secara keseluruhan.
4.                  Berikan opiod dan sedatif secara bijaksana untuk mencegah depresi pernapasan.
5.                  Lakukan suksion untuk membuang sekresi trakeobronkial.
6.                  Lakukan drainase postural dan perkusi dada.
7.                  Berikan dorongan ambulasi dini
8.                  Ajarkan teknik yang sesuai untuk spirometri insentif.
B.                 PENATALAKSANAAN MEDIS
Tujuan penatalaksanaan adalah memperbaiki ventilasi dan membuang sekresi. Jika atelectasis terjadi sebagai akibat efusi pleura atau pneumothoraks tekanan, cairan atau udara mungkin dibuang dengan aspirasi jarum. Jika obstruksi bronchial adalah penyebabnya, obstruksi harus dihilangkan untuk memungkinkan udara memasuki bagian paru tersebut kembali. Jika tindakan perawatan pernapasan tidak berhasil untuk menghilangkan obstruksi, dilakukan broskoskopi. Intubasi endotrakeal dan ventilasi mekanik mungkin diperlukan. Tindakan yang segera, mengurangi risiko pneumonia dan abses paru.








DAFTAR PUSTAKA

Muttaqin, arif.2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Banjarmasin: Salemba Medika

Suzanne, Brenda.2002. Keperawatan Medikal Bedah vol.1. Jakarta: EGC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar