SELAMAT DATANG DI BLOG KEPERAWATAN SEMOGA ILMU YANG SAYA BAGIKAN DAPAT BEERMANFAAT BAGI ANDA SEMUA

Selasa, 29 Oktober 2013

Askep Leukimia


BAB I
PENDAHULUAN
   A.    Latar Belakang
Darah merupakan komponen esensial makhluk hidup yang berada dalam ruang vaskulaer, karena peranannya sebagai media komunikasi antar sel ke berbagai bagian tubuh dengan dunia luar karena fungsinya membawa oksigen dari paru-paru ke jaringan dan karbon dioksida dari jaringan ke paru-paru untuk dikeluarkan, membawa zat nutrien dari saluran cerna ke jaringan kemudian menghantarkan sisa metabolisme melalui organ sekresi seperti ginjal, menghantarkan hormon dan materi-materi pembekuan darah. Darah juga membantu keseimbangan air dan elektrolit, keseimbangan asam-basa dan suhu tubuh. Perlindungan terhadap zat patogen dilakukan oleh sel darah putih, dan mekanisme pembekuan darah untuk mencegah kehilangan darah yang berlebihan akibat luka.
            Darah memiliki karakteristik khusus yaitu jumlahwarnapHviskositas dan komposisinya.
Jumlah : seseorang memiliki 4-6 liter darah dalam tubuhnya, yang bergantung pada ukuran tubuhnya. Sekitar 38% - 48% total volume darah dalam tubuh manusia tersusun berbagai sel darah,  yang juga disebut elemen penyusun. Sisanya yaitu sekita 52 % - 62% adalah plasma, yaitu bagian cairan bening kenung-kuningan dalam darah.
Warna :  anda mungkin berkata pada diri anda bahwa warna darah adalh merah. Warna merah disinggung disini, meskipun sebenarnya warna merahnya bervariasi. Darah arteri berwarna tampak merah terang karena mengandung banyal oksigen yang berikatan dengan hemoglobin dalam sel darah merah. Sedangkan darah vena, karena telah memindahkan kandungan oksigennya ke jaringan, sehingga memiliki warna yang lebih gelap atau berwarna merah tua. Hal ini bisa sangat penting dalam pengkajian sumber perdarahan. Jika warna darah terang kemungkinan darah berasal dari arteri yang terobek, dan jika warna darah merah gelap, kemungkinan darah tersebut merupakan darah vena.
pH : kisaran normal pH darah adalah sekitar 7,35 – 7,45 yang cenderung agak basa. Darah vena biasanya memiliki pH yang rendah  dari pada darah arteri karena darah vena mengandung karbon dioksida yang sangat besar.
Viskositas : berarti pengentalan, darah lebih kental sekitar 3-5 kali dibanding air atau sekitar ¾ lebih tinggi dari pada viskositas air. Viskositas darah meningkat dengan adanya protein plasma dan sel-sel darah. Dan kekentalan darah ini berpengaruh terhadap tekanan darah normal.
Komposisi : darah tersusun atas dua komponen utama yaitu plasma darah dan sel-sel darah. Plasma adalah bagian cair darah (55%) dan sekitar 91-92%  terdiri dari air, 7% protein, 1% nutrien, hasil metabolisme, gas pernapasan, enzim, hormon-hormon, faktor pembeku darah dan garam-garam organik. Sel-sel darah yaitu : sel darah merah, sel darah putih/leukosit dan trombosit.
Sel darah merah : disebut juga eritrosit, berbentuk cakram bikonkaf, yang berarti bagian tengahnya lebih tipis dibandingkan bagian tepinya. Jumlah sel darah merah berkisar antara 4,5-6 juta per mm3darah.
Sel darah putih:  sel darah putih juga dikenal dengan nama leukosit. Ada lima macam sel darah putih semuanya memiliki ukran yang sangat besar dari pada sel darah merah. Jumlah sel darah putih normal adalah sekitar 5000-10.000 per mm3. Seluruh fungsi sel darah putih pada umumnya adalah sama, yaitu melindungi tubuh dari penyakit infeksi dan membentuk imunitas terhadap penyakit tertentu. Setiap satu jenis leukosit memiliki  satu peranan untuk menjaga homeostatis yang sangat penting ini. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, leukosit berfungsi pada cairan jaringan, juga di dalam darah. Banyak sel darah putih mampu bergerak sendiri dan mampu menyelinap keluar dari dinding kapiler menuju ruang jaringan. Makrofag memberikan gambaran posisi dualisme leukosit. Beberapa makrofag menetap, artinya secara stasioner menetap di dalam organ seperti hati, limpa dan sum-sum tulang merah dan di dalam kelenjar getah bening. Makrofag tersebut memfagosit patogen yang beredar di dalam darah ataupun limfa yang melalui organ tersebut. Sementara makrofag lain, mengembara bergerk di dalam cairan jaringan, terutama dalam jaringan ikat longgar membran mukosa dan di bawah kulit. Patogen yang masuk ke dalam tubuh melalui lubang alamia atau melalui kulit yang rusak biasanya akan dihancurkan oleh leukosit pada jaringan ikat sebelum patogen tersebut dapat menyebabkan penyakit yang serius. Adapun penyakit akibat kerusakan atau kelainan pada leukosit di sebut LEUKEMIA.Inilah yang akan di bahas dalam makalah ini.
Trombosit : merupakan sel tak berinti, bukan merupakan sel lengkap melainkan fragmen atau pecahan sel. Jumlah normal trombosit adalah150.000 – 300.000/mm3.

   B.     Rumusan masalah
1.      Apa itu leukemia ?
2.      Apa penyebabnya ?
3.      Bagaimana proses terjadinya ?
4.      Bagaimana tanda dan gejala pada penderita leukemia ?
5.      Bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan leukemia ?

   C.    T u j u a n
1.      Mengetahui apa itu leukemia.
2.      Mengetahui penyebab leukemia.
3.      Memahami proses terjadinya leukemia.
4.      Mengetahui tanda dan gejala pada penderita leukemia.
5.      Memahami dan mengetahui proses asuhan keperawatan pada klien dengan leukemia.


BAB II
TINJAUAN TEORITIS
   A.    Pengertian
Leukemia sering disebut penyakit kanker darah. Leukemia merupakan penyakit kanker akut atau menahun yang disebaban adanya satu tipe leukosit yang tidak matang atau berkembang biak secara ganas dalam sum-sum tulang belakang atau kelenjar-kelenjar limfa, kemudian menyebar kebagian-bagian tubuh lainnya. (Anis dyah rufaida, 2010). Sumber lain juga menyebutkan bahwa leukemia adalah istilah untuk keganasan yang terjadi pada jaringan pembentuk darah, baik pada susm-sum tulang merah ataupun jaringan limfatik. (vilarie C scanlon, 2006).  Leukemia merupakan penyakit neoplastik yang ditandai adanya proliferasi abnormal dari sel-sel hematopietik (sylvia anderson, 1995).
   B.     Etiologi
Penyebab leukemia belum diketahui secara pasti. Namun ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi frekunsi leukemia antara lain sbb:
1.      Radiasi.
2.      Faktor leukemogenik.
3.      Penyebaran penyakit.
4.      Penyakit tertentu yang dimiliki.
5.      Infeksi virus.

   C.    Klasifikasi leukemia.
Berdasarkan perbedaan tipe leukemia dibedakan menjadi dua yaitu leukemia akut dan leukemia kronis.
1.      Leukemia akut.
Leukemia akut, mempunyai kejadian yang cepat dengan tipe yang prgresif, dimana pasien dapat meninggal beberapa hari atau beberapa bulan jika tidak diobati.

Menurut French-American-British (FAB), leukemia akut terdiri dari Leukemia limfoblastik akut (LLA) dan leukemia Myeloid akut (LMA).
a.       Leukemia Limfoblastik Akut (LLA).
Adanya kerusakan pada limfoid dengan karakteristik proliferasi sel limfoid imatur pada sum-sum tulang. Limpadenopati, hepatosplenomegali dan gangguan SSP dapat terjadi pada jumlah leukosit sampai dengan 100.000/mm3.
b.      Leukemia myeloid Akut (LMA).
Pada leukemia jenis ini terjadi kerusakan dalam pertumbuhan dan pematangan sel megakariosit, monosit, granulosit dan
 eritrosit.
2.      Leukemia Kronis.
Leukemia Kronis terdiri dari :
a.       Leukemia Myelogenous Kronik (LMK).
Terjadi akibat kerusakan murni di pluripotent stem cell. Pada pemeriksaan darah perifer ditemukan adanya leukositosis dan trombositosis. Ditemukan juga adanya peningkatan produksi dari granulosit seperti netropil,eusinofil dan basodil.
b.      Leukemia Lympositik Kronik (LLK).
Karakteristik leukemia enis ini adalah adanya proliferasi awal limfosit B. Hasil pemeriksaan darah perifer ditemukan peningkatan jumlah sel limfosit baik matur maupun imatur. Peningkatan jumlah limfosit akan memfiltrasi kelenjar limfe,hati,limpa dan sum-sum tulang. Perkembangan penyakit ini mulai stage 0-IV sampai dengan 5 tahun.





   D.    Patofisiologi
Leukemia mempunyai sifat khas proliferasi tidak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam sum-sum tulang menggantikan elemen sum-sum tulang normal. Ada dua masalah terkait dengan sel leukemia yaitu adanya overproduksi dari sel darah putih, dan adanya sel-sel abnormal atau imatur dari sel darah putih, sehingga fungsi dan strukturnya tidak normal. Produksi sel darah putih yang sangat meningkat, akan menekan elemen sel darah yang lain seperti penurunan produksi eritrosit mengakibatkan enemia, trombosit menjadi menurun mengakibatkan trombositopenia dan leukopenia dimana sel darah putih yang normal juga menjadi sedikit atau menurun. Adanya trombositopenia mengakibatkan mudahnya terjadi perdarahan dan keadaan leukopenia mengakibatkan mudahnya terjadi infeksi. Sel-sel kanker darah putih juga dapat menginvasi pada sum-sum tulang dan periosteum yang dapat mengakibatkan tulang menjadi rapuh dan nyeri tulang. Disamping itu, infiltrasi keberbagai organ seperti otak, ginjal, hati, limpa, kelenjar limfe dan dapat menyebabkan pembesaran dan gangguan pada organ terkait.

   E.      Manifestasi Klinik/ tanda dan gejala.
*      Pada kardiovaskuler : adanya tanda-tanda anemia, lemah, letih, lesu, pucat, takhikardia, tekanan darah menurun, palpitasi, mur-mur mungkin terjadi.
*      Pada pernapasan : terkait dengan komplikasi infeksi pernapasan seperti sesak napas/napas pendek /kesulitan bernapas dan bunyi napas abnormal.
*      Pada integumen : kulit pucat, dingin, konjungtiva anemis, adanya adanya perdarahan pada kulit seperti petekhie, perdarahan pada gusi dan infeksi pada rongga mulut.
*      Pada gastrointestinal : meningkatnya resiko perdarahan, mual dan tidak nafsu makan, adanya darah pada feses, konstipasi, menurunnya bising usus, hepatosplenomegali dan menurunnya berat badan.
*      Pada persarafan : kerusakan saraf kranial, nyeri kepala, papiledema sebagai akibat infiltrasi pada selaput otak system saraf pusat, kejang dan koma mungkin terjadi.
*      Pada muskuloskeletal : adanya nyeri tulang dan persendian.
*      Adanya hiperurikemia yang dapat menyebabkan nyeri ginjal, obstruksi saluran kemih karena terbentuknya batu dan bisa mengakibatkan GGK/gagal ginjal kronis.
*      Anemia.
*      Perdarahan.
*      Terserang infeksi.
*      Nyeri tulang dan persendian.
*      Nyeri perut.
*      Pembengkakan kelenjar limfa.
*      Kesulitan bernapas.


  F.     Test Diagnostik.
1.      Pemeriksaan darah tepi.
           Hemoglobin/Hb rendah.
           Trombositopenia
           Leukosit meningkat dapat lebih dari 200.000/mm3, normal atau   
           Mal atau menurun, dapat kurang dari 1000/mm3.
2.      Sum-sum tulang
           Merupakan tes diagnostik yang sangat penting untuk
           Mendiagnostik dan menentukan tipe sel maligna.
           Adanya hiperseluler, sel sum-sum tulang diganti sel leukosit.
3.      Radiografi
           MRI dan ST Scan kepala dan tubuh untuk mendeteksi adanya
           Lesi dan infeksi di tempat lain.
   G.    Penatalaksanaan
                 Radioterapi dan kemoterapi.
                 Dilakukan ketika sel leukemia sudah terjadi metastasis.  
                 Kemoterapi dilakukan juga pada fase induksi remisi yaitu
                 Keadaan dimana gejala klinis menghilang.


                 Terapi modalitas.
                  Untuk mencegah komplikasi, karena adanya enemia,
                  Perdarahan dan infeksi. Pemberian antibiotik dan mungkin
                  Transfusi dapat diberikan.

                 Transplantasi sum-sum tulang.
                 Merupakan alternatif terbaik dalam penanganan leukemia.
Pengobatan atau penanganan leukemia juga dapat dilakukan dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin A dan C, serta buah-buahan dan sayuran yang mengandung banyak serat seperti buah stroberi. Kandungan pektin dan asam tanat yang terdapat dalam stroberi dapat menyerap dan mencegah serapan zat kimia yang menyebabkan kanker di dalam tubuh.
   










BAB III
PENUTUP
                          
A.    Kesimpulan

Ø  Leukemia sering disebut penyakit kanker darah. Leukemia merupakan penyakit kanker akut atau menahun yang disebaban adanya satu tipe leukosit yang tidak matang atau berkembang biak secara ganas dalam sum-sum tulang belakang atau kelenjar-kelenjar limfa, kemudian menyebar kebagian-bagian tubuh lainnya. (Anis dyah rufaida, 2010).
Ø  Penyebab leukemia belum diketahui secara pasti. Namun ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi frekunsi leukemia antara lain sbb:
ü  Radiasi.
ü  Faktor leukemogenik.
ü  Penyebaran penyakit.
ü  Penyakit tertentu yang dimiliki.
ü  Infeksi virus.
Ø  Pengobatan atau penanganan leukemia juga dapat dilakukan dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin A dan C, serta buah-buahan dan sayuran yang mengandung banyak serat seperti buah stroberi. Kandungan pektin dan asam tanat yang terdapat dalam stroberi dapat menyerap dan mencegah serapan zat kimia yang menyebabkan kanker di dalam tubuh.

B.     S A R A N



DAFTAR PUSTAKA

·         Tarwoto,Ns,Skep. Dra. Wartonah Ns,Skep. 2008. Keperawatan medikal Bedah Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta : Trans Info Media.
·         Rufaidah anis dyah. 2010. Pengobatan dan Pencegahan Penyakit Dalam. Jakarta : PT.Sunda Kelapa Pustaka.
·         Scanlon C. Valerie. 2007. Buku Ajar Anatomi dan Fisiologi Edisi 3. Jakarta : buku kedokteran EGC.
·         Dr yatim Faisal DTM&H,MPH. 2003. Talasemia, Leukemia dan Anemia . jakarta : Pustaka Populer Obor
·         Supandiman iman dr.,DSPD.H. 1994. Hematologi Klinik. Bandung : PT Alumni.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar